Bunda You Are My Heroes
Oleh : Dwi pangestutik
“Ayah...
jangan pergi ayah” aku menangis dengan ku goyang goyangkan tubuh orang yang
paling kucintai, yang kini memejamkan matanya dan tak kan terbangun dari tidurnya. Langit siang
itu seolah olah mengikuti kesedihanku. Dia mendung, mataharipun tak tampak
siang itu. “Bia, udah nak... jangan nangis terus, kasian nanti ayah mu, nggak
tenang nanti ninggalin kita” ucap bundaku dengan mencoba menenangkanku.
Aku
masih terus menangis, ku pandangi wajah bunda begitu tampak ketegaran dan
keikhlasan yang begitu mendalam.setelah selesai ayah di makamkan, rumah yang
tadinya ramai kini menjadi sepi, kuratapi nasibku sekarang aku menjadi seorang
anak yatim. “Bia.. kok kamu masih nangis” bunda masuk kekamarku dengan membawa
semangkuk nasi beserta lauknya. Ya begitulah kami, hidup di dalam
kesederhanaan, bahkan ayah meninggal mungkin karena waktu ayah sakit, ayah
masih memaksakan diri untuk menarik becak. Demi mencari uang untuk makan sehari
hari, sedangkan biaya sekolahku semua gratis, beasiswalah yang membantuku
hingga kini aku duduk di kelas 2 SMA.
“Apa
Bunda sudah makan..??” tanyaku menyeka air mataku. “ Udah nak,sekarang tinggal
kamu kan yang belum makan..??”. ku tatap lekat lekat wajah bunda,aku tahu bunda
selalu jujur dalamberkata, jadi kalau bunda bohong sedikit saja pasti kelihatan.
“Bunda bohong” ucapku sinis.
“Tidak
nak... Bunda tidak bohong, Bunda memang sudah makan”. “Kalau gitu Bunda temenin
Bia makan”. Bunda duduk di kasur dan memulai menyuapkan 1 sendok ke mulutku,
akupun bergantian menyuapi bunda, awalnya bunda menolak,tapi aku paksa, karena
aku tahu bunda rela tidak makan asalkan anaknya ini kenyang.
Seminggu
setelah kepergian ayah, Bundalah yang menggantikan posisi ayah menarik becak,
aku kasian dengan bunda.“Bunda ini bia buatin teh buat bunda”. Kusodorkan secangkir
teh kehadapan bunda. Bunda menerima dengan senyuman. Bunda meneguk teh
buatanku, setelah meneguk Bunda meletakkan tehnya di meja sampingnya. Aku
jongkok di hadapan Bunda. “Bunda gimana kalau setelah SMA, Bia langsung
kerja...???”. bunda membelai rambutku seraya berkata “Tidak sayang, kamu harus
kejar cita- citamu menjadi seorang sarjana, lalu amalkan ilmumu di masyarakat
nak..”, ku pandangi wajah bunda, ternyata bundaku ini masih cantik, hidungnya
mancung dan matanya begitu indah, umurnya baru 35 tahun, pantas saja pak Yanto
juragan beras 2 hari lalu datang kerumah, untuk meminang Bunda menjadi istri
keduanya.
Namun bunda
tenang dan hanya menjawab “Dalam islam tidak di perbolehkan seorang istri
menikah setelah di tinggal mati suaminya
sebelum masa iddahnya selesai”. Kata bunda semua itu hanya godaan
seorang janda. “Tapi bun... biarkan Bia membantu perekonomian keluarga”. “Bia,,
dengerin bunda, alangkah marahnya ayahmu kelak, jika bunda tidak berhasil
mewujudkan cita-cita anaknya, bahagiakan bunda dan ayahmu di surga sana dengan
prestasimu nak” ucap bunda dengan lembut.
“Bunda,,”
Ucapku manja hingga tanpa terasa air matakupun mengalir. “kok nangis lagi, udah
masuk sana sekarang udah malam, kamu tidur aja biar besok bangunnya nggak
telat”. “iya bunda” ku hapus air mataku dan berdiri, sebelum beranjak pergi ku
cium kedua pipi bunda “I LOVE YOU BUNDA, YOU ARE MY EVERYTHING”. Kemudian aku
masuk kamar dan tidur.
Tanpa
terasa sudah 1,5 tahun ayah meninggalkan kami, disekolah tadi bahwa Ujian
Nasional setiap anak di wajibkan harus membayar 1 juta. Aku bingung dari mana
aku mendapatkan uang sebanyak itu. Aku nggak tega kalau harus meminta pada
bunda, makan sehari-hari ada bundapun sudah senang. Ya ALLAH,,,,bantulah
hambamu ini. “DOOOR,,,” Ulfa datang dengan mengagetkanku saat aku duduk di
taman sekolah, “apa’an sih fa....??? ngagetin aja”. “abis aku lihat kamu
ngelamun terus, emang kenapa...??”. “Ulfa darimana aku harus mendapatkan uang
sebanyak itu...??? sedangkan hasil bunda menarik becak hanyacukup buat makan”
aku mulai ceritakan semua pada ulfa, hingga tanpa terasa air mataku mengalir.
Ulfa adalah teman seperjuangankun dari SD kita bersama, namun kita beda nasib,
Ulfa anak orang kaya sedangkan aku hanya anak tukang becak. Tapi meski begitu
aku bangga dengan apa yang aku punya meski itu hanya Bunda dan Ayah, Bundalah
pahlawan yang sesungguhnya.Bunda mengajari aku segalanya, mengjari aku untuk
selalu sabar dan kuat hidup di bawah, karena kata Bunda “Hidup di bawah adalah
awal untuk kita merangkak hingga pada akhirnya tiba di atas”.
Setelah
aku cerita kuperhatikan Ulfa, ternyata dia ikut menangis. “Kamu yang sabar ya
Bi..” ucap ulfa mengelus pundakku. “iya fa, aku mau pulang dulu ya fa” “aku
ikut ya aku kangen sama Bunda”. Aku dan ulfa ke rumahku naik mobilnya ulfa.
Kurang
lebih 15 menit kita tiba di rumahku, “BUNDA” ucapku kaget saat ku lihat bunda
di dorong oleh 2 orang pria besar, dengan cepat-cepat aku dan ulfapun menyusul
“Astaghfirullah... Bunda” ku bantu bunda berdiri. “apa maksud kalian nggak
sopan dengan Bundaku” Bentakku pada ke2 pria itu. “kamu tanya kenapa kami
bersikap seperti ini, mestinya kamu yang tanya sama bundamu, kenapa dia tidak
melunasi hutang-hutangnya kepada juragan Yanto” ucap salah satu pria itu.
“hhhhaahhhh sudah ku duga sebelumnya pasti ada hubungannya dengan juragan itu”
ucap batinku. Aku, Bunda dan Ulfa hanya terdiam. “Baiklah kami kasih waktu 1
minggu lagi” ucap pria itu lagi lalu pergi. “Bunda gak papakan...??” ucapku.
“tidak papa nak..” jawab bunda lemas. “bunda, Bia kan sudah sering bilang sama
bunda jangan lagi berurusan dengan juragan tua itu, dia itu menolong tapi
ujung-ujungnya pasti ada maunya kan..??” ucapku dengan nada tinggi. “ma’afin
Bunda Bi...” ucap Bunda dengan menangis. “udahlah bun, sekarang bunda masuk ya”
ku suruh bunda masuk kedalam rumah. Bundapun menuruti omonganku.
“Lalu
gimana Bi sekarang...???” tanya Ulfa. “apanya yang gimana fa...???, aku nggak
mungkin masalah bayar membayar cerita sama bunda, kalau keadaan bunda sekarang
seperti ini, dan aku juga nggak mau meski hidup serba kecukupan tapi harus
dengan ayah tiri... Aku nggak mau... Segini beratkah cobaanku Ulfa” ucapku
dengan menangis. “sabar ya.. semua ini pasti ada akhirannya”. “iya Fa... och
iya aku boleh minta tolong...???” ucapku. “iy Bi... minta tolong apa..??” aku
yakin keluarga ulfa pasti mau membantuku. “tolong bilang sama papamu, aku
pinjam uang 5 juta, 1juta untuk membayar ujian dan yang 4 juta buat bayar
hutang ke juragan”. “baiklah bi.. kalau gitu aku pulang dulu ya” ucap ulfa.
“iya fa hati-hati” ulfa pulang kerumahnya dan akupun masuk kedalam rumah.
Esoknya Ulfa
meminjami aku uang senilai yang aku butuhkan. Setelah pulang sekolah aku dan
ulfa pergi kerumah juragan Yanto untuk membayar hutang.
2
bulan kemudian aku lulus dengan nilai yang hampir sempurna, ini semua berkat
usaha kerasku beserta do’a dariku dan juga bunda. Dan semenjak hutang-hutang
kami ke pak Yanto lunas, dia tidak berani lagi menginjakkan kakinya kerumah
kami. Akupun daftar ke UNIVERSITAS ISLAM NEGERI lewat jalur SMPTN,
Alhamdulillah... aku berhasil. Aku
sibukkan diriku dengan kegiatan kampus dan juga kerja sebagai baby sister di
rumah tetangga
***** **** **** ********* ******* *****************************
4 tahun
berlalu akhirnya hari ini aku wisuda “Bunda...ayo bun” ucapku dengan gugup,
karena aku tak mau ketinggalan acara sakral ini. “nak, kamu berangkat saja, apa
kamu nggak malu jika nanti teman-teman mu mengejekmu, bia mahasiswi di kampus
ini ternyata anak seorang tukang becak”. “menurut bunda siapa yang seharusnya
malu, Bia kuliah dengan jelas-jelas itu dengan keringat bundanya, atau mereka
yang kuliah dengan hasil korupsi...??” bunda malah tersenyum mendengar
ucapanku. “Bunda bangga nak dengan kamu”. “ach bunda... udah yuk anterin bia”.
Akhirnya bundapun mau ikut keacara wisudaku dengan mengendarai becak.
Sesampainya
tiba dikampus, alhasil para mahasiswa dan tamu yang berada di parkiran langsung
memperhatikan kami. Dengan percaya diri aku langkahkan kaki dan ku gandeng
lengan bunda masuk ke aula wisuda. Tak ada rasa minder sedikitpun, toh aku juga
mahasiswa disini, aku juga pake kebaya dan juga baju toga sama seperti yang
lain. Saat prosesi wisuda dimulai lagi-lagi kubuat air mata Bunda menetes,
namun air matanya kali ini adalah air mata kebahagiaan, karena aku masuk 10
besar mahasiswa terbaik. Alhamdulillah ya ALLAH.... “nak bunda bangga dengan
kamu” ucap bunda senang. “pasti Ayahmu saatini juga bahagia, karena anaknya ini
pintar”lanjut bunda. Aku hanya tersenyum dan membayangkan andai ayahku ada disini
pasti beliau juga ikut berbahagia bersama kami. Aku pegang kedua tangan bunda
dan berkata “Terima kasih ya Bunda, berkat perjuangan bunda selama ini akhirnya
Bia bisa kuliah hingga kini wisuda, terima kasih ya bunda. Bunda adalah
pahlawan sejati bagi Bia, bia sayang dan cinta banget sama bunda. Bunda you are my everything”. “Bia...” bunda tak
mampu berkata-kata dan langsung memelukku.
Terima
kasih bunda, jasamu takkan pernah bisa aku balas. Dan kini hidupku bahagia
bersama bunda, aku menggantikan posisi bunda sebagai tulang punggung keluarga,
dengan bekerja sebagai sekretaris direktur di sebuah perusahaan.
Jika aku di
tanya, siapa sosok yang paling berharga dan yang paling aku cinta.....???? Maka
jawabanku adalah BUNDA
I LOVE
YOU BUNDA.. YOU ARE MY HEROES... THANK YOU VERRY MUCH BUNDA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar