Diam adalah Hikmah
الصمت حكم وقليل فاعله
Artinya : Diam itu mengandung
beberapa hikmah,
namun sedikit yang mampu melakukannya.
Tiap-tiap
sesuatu itu ada najisnya, dan najisnya lisan adalah jeleknya ucapan, begitu sebuah
keterangan hadits mengenai keutamaan
dalam diam. Diam bukan berarti gerakan senyap yang tidak mau berbicara, diam di
sini adalah menyangkut masalah-masalah yang tidak penting dan kesia-siaan
belaka. Lebih baik diam daripada ngobrol ngalor-ngidul tanpa ada kebaikan di
dalamnya.
Diam
juga merupakan sebuah keselamatan, selamat dari najisnya lisan. Orang yang
banyak berbicara biasanya banyak salahnya, oleh karena itu Rosulullah SAW
mengajarkan lebih baik diam daripada banyak omong karena di dalam diam banyak
sekali hikmah yang terkandung di dalamnya. Termasuk tanda baiknya akhlag
seorang muslim adalah pada diamnya terhadap sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
Di dalam Al Qur’an sendiri Allah SWT juga mengingatkan agar lebih baik diam,
daripada banyak omong namun tidak bisa melakukannya, agar kita tidak termasuk
orang-orang yang dibenci-Nya, sebagaimana yang tercantum dalam surat As Shaff
ayat 2-3 yang artinya :
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
3.
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.
Diam
itu merupakan hiasan bagi orang-orang alim dan meruapkan tirai bagi orang-orang
yang bodoh. Orang alim biasanya banyak diamnya untuk menjaga tatanan hati dan
sikap muruahnya kecuali untuk urusan yang penting tentunya. Orang yang bodoh
jika banyak diam dan tidak mengumbar ucapannya hal ini menjadi tirai yang
menutupi kebodohannya, jika ia banyak omong dipastikan banyak ucapannya yang
salah. Bukankah ada pepatah yang mengatakan “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”
Mengapa
manusia dianugerahi oleh Allah SWT dua mata, dua telinga dan satu mulut ? tidak
lain tidak bukan karena Allah SWT menginginkan agar manusia lebih banyak
melihat dan mendengar dibanding banyak omong. Karena diam akan menyelamatkan
manusia dari tergelincirnya lisan. Jika kaki yang tergelincir kemungkainan
hanya kaki itu saja yang sakit, namun tergelincirnya lisan efeknya bisa sangat
berbahaya tidak hanya untuk orangnya saja bisa menyangkut masyarakat luas.
Sungguh
benar apa yang dikatakan oleh Rosulullah SAW bahwa diam adalah keselamatan, “Man
Shomata Naja” artinya “Barang siapa yang dia maka ia akan selamat”
Oleh karena itu mari melatih lisan kita untuk diam dari hal-hal yang tidak
bermanfaat, karena semakin banyak omong semakin banyak kesalahan dan beban yang
akan kita tanggung kelak, sehingga kita menjadi “Kabura Maktan ‘Indallahi”. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar