Hutan Sagu
Merakurak, Bernuansa Alam Papua
Dengan peta geografis yang
beragam Tuban memiliki kekayaaan dan potensi wisata alam yang heterogen. Selain
sobat-sobat bisa menjelajahi keindahan wisata pantai, seperti pantai
perbatasan, keindahan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di Bulu, Pantai Sowan, Pantai Jamong di
Tambakboyo, Pantai Pasir Putih Remen, Mangrove Center yang sudah tersohor di
jagad perkemahan, pantai Cemara atau pantai Kute, hingga wisata historis pantai
Boom saksi kebesaran Nusantara masa silam, sobat semua juga bisa menikmati wisata
alam bernuansa alam Papua.
Belum tahu kan sobat semua untuk yang satu
ini, hutan sagu nuansa alam Papua. Hutan sagu ternyata tidak hanya ada di
daerah pedalaman saja. Jika sobat ingin melihat keindahan dan sensasi nuansa
alam Papua sobat tidak perlu jauh-jauh ke sana. Di Tuban tepatnya di desa Tuwiri
Wetan Kec.Merakurak terdapat miniatur hutan sagu.
Walau tentu tidak seluas dan
selebat di alam Papua asli setidaknya kesejukan hutan sagu di Merakurak cukup
memberikan hiburan tersendiri bagi sobat-sobat semua yang ingin menikmati
wisata alam yang masih perawan ini.
Sobat-sobat bisa menyusuri hutan
sagu sambil berjalan kaki ataupun memakai sepeda motor, tapi hati-hati yang
jangan sampai terperosok di rawa-rawa. Di tengah-tengah hamparan pohon
sagu yang hidup dan tumbuh di rawa-rawa
sobat semua akan merasakan kesejukan udaranya yang full oksigen tentunya. Jika
beruntung sobat akan dapat melihat hewan-hewan khas rawa seperti kadal, kodok, ular, hingga biawak. Seru kan !!!
Di tengah-tengah hutan sagu ini
juga mengalir sungai yang indah, kemilau airnya keperak-perakan terpapar sinar
matahari dari balik rimbunnya dedaunan, gremiciknya bagai melodi cinta surgawi
yang menyejukkan pendengaran. Wah mantap pokoknya. Jika berani, sobat bisa merasakan
kesejukan air kali di tengah hutan sagu ini dengan bermandi ria di dalamnya.
Wah !!! asyiknya bluron di kali.
Selain menyimpan potensi wisata
jelajah alam, hutan sagu ini juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat
sekitar. Biasanya masyarakat sekitar memanfaatkan daun-daun sagu untuk dibuat
welit (atap anyaman daun sagu) yang akan dijual sebagai bahan atap untuk gubuk,
gazebo, atau warung kaki lima. Selain itu masyarakat juga biasa mencari ikan di
aliran sungainya yang jernih.
Namun sayang potensi wisata hutan
sagu ini belum mendapat perhatian dan sentuhan dari pihak pemerintah desa atau
pemkab sehingga dapat memberikan pemasukan bagi kas desa ataupun pendapatan
daerah. Hutan sagu itu masih berupa hutan perawan yang luput dari perhatian
kita semua. Ayo siapa yang mau melamar perawan hutan sagu Merakurak ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar