Mengokohkan Tali
Persaudaraan
Persaudaraan adalah sebuah
keniscayaan dalam hidup, di manapun kita tentu punya saudara baik itu saudara
kandung, saudara dalam lingkar garis keturunan, ataupun saudara dalam arti yang
lebih luas yang bersumber dari satu keturunan bapak Adam dan Ibu Hawa. Dalam Al
Qur’an Allah SWT menyebut bahwa orang yang beriman itu bersaudara. Jalinan
persaudaraan antara maupun diantara manusia sangatlah penting mengingat manusia
adalah makhluk sosial yang membutuhkan relasi.
Jika al Qur’an mengatakan bahwa
orang mukmin adalah bersaudara hal ini mengandung konsekuensi keimanan
seseorang. Bahkan tidak sempurna iman seseorang hingga ia mengakui rasa
persaudaraan itu, dan persaudaraan pun membutuhkan konsekuansi-konsekuensi yang
harus dipatuhi oleh seorang hamba yang beriman.
Namun sayang rasa persaudaraan
diantara sesama orang beriman mulai tampak melemah dan kendor, indikasinya
sangat kelihatan sekali di era ini,
karena beda kepentingan, beda partai, beda ormas, beda tahlil atau tidak, beda qunut atau tidak qunut telah menyulut
tali permusuhan diantara orang-orang yang seharusnya saling menjaga tali
persaudaraan Ukhuwwah Islamiyah.
Tidakkah kita ingat betapa
Rosulullah SAW dengan para sahabat Muhajirin dan sahabat Anshor yang saling
menjaga tali persaudaraan diantara mereka. Mereka bagai sebuah bangunan yang
saling menguatkan, jika salah satu dari mereka sakit seakan-akan lainnya
merasakan sakit yang sama. Dan kisah ini bukan hanya isapan jempol semata.
Inilah salah satu faktor yang menjadikan dakwah Islam di Madinah mencapai
puncak kegemilangannya. Mereka saling mengutamakan kepentingan saudaranya
dibanding kepentingannya sendiri. Lihatlah betapa hebatnya Abu Bakar saat bersama
Nabi pergi hijrah ke Madinah, Abu Bakar sangat mengkhawatirkan keselamatan Nabi
dibanding keselamatannya sendiri. Tengoklah bagaimana Abu Ayyub Al-Anshari
mengutamakan Rosulullah untuk menempati rumahnya, dan betapa indahnya kata-kata
Abdurrahman bin Auf ketika ditawari rumah beserta harta bendanya oleh salah
seorang sahabat Anshor.
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي اَهْلِكَ وَمَالِكَ وَدُلَّنِىْ عَلَى السُّوْقِ
“Semoga
Allah memberikan berkat padamu, keluargamu, dan hartamu, tunjukkan aku pasar”
Betapa indahnya jalinan
persaudaraan yang telah dicontohkan oleh generasi Anshor dan Muhajirin ini di madrasah yang langsung
dididikoleh Rosulullah SAW.
Rosulullah SAW bersabda :
من رضي من الإخوان بترك الإفضال فليؤاخ أهل القبور
Artinya : “Barang siapa rela tidak mengutamakan
saudara maka hendaklah ia bersaudara dengan penghuni kubur”
Begitu kerasnya Rosulullah SAW memberikan
perumpamaan bagi orang yang tidak mau mengutamakan kepentingan saudaranya,
sehingga beliau menyuruh orang yang seperti itu lebih baik bergaul dengan
penghuni kubur saja.
Oleh karena itu jangan karena hal-hal yang
khilafiyah saja kita sesama umat Islam saling bermusuhan, saling
berhdap-hadapan, saling menjatuhkan.
Karena pada dasarnya kita telah meyakini bersama bahwa
perbedaan-perbedaan adalah sebuah rahmat dari Tuhan. Mari kembali hidupkan tali
persaudaraan agar kejayaan umat segera didapat. Mari saling memaafkan segala
kesalahan-kesalahan saudara kita, Jauhi prasangka, jauhi sikap saling
menghakimi, dan jadilah setitik cahaya
yang menerangi gelap-gulitanya peradapan.
Salam Ukhuwwah dan Salam Cinta dari Saudaramu. Joyojuwoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar