Jumat, 23 Desember 2016

Jamprong Bergincu Metropolitan

 Jamprong Bergincu Metropolitan
Oleh : Joyojuwoto

Desa Jamprong adalah sebuah desa yang secara administratif masuk wilayah di Kec. Kenduruan Kab Tuban. Jamprong di sebelah timur berbatasan dengan desa Nglateng, di sebelah barat berbatasan dengan Sokogunung, di sebelah selatan persawahan dan hutan. Desa ini berada di daerah pegunungan rendah dan dikelilingi oleh hutan-hutan jati. Kondisi tanahnya yang berbukit-bukit menjadikan tata letak rumah penduduknya tidak rata.

Hutan, sawah, dan ladang penduduk menghijau luas sepanjang mata memandang. Kebanyakan sawah dan ladang penduduk bertingkat-tingkat dibuat secara terasiring karena kondisi alamnya yang berbukit-bukit. Sebagaimana lazimnya sebuah desa di pedalaman udaranya pun asri, bebas dari polusi dengan pohon-pohon rindang di tepian jalan yang menyejukkan pandangan mata.

Sungai-sungai kecil mengalir jernih dengan air dari sumber di hutan yang mengelilingi Jamprong. Gremicik airnya berpadu dengan desau angin senja dan suara burung liar menjadi musikalisasi alam dengan nada-nada yang mengekstasekan relung-relung jiwa.

Penduduknya ramah, tegur sapa dengan senyum merekah tersungging di bibir akan terlontar terhadap siapa saja yang ditemuinya. Begitulah kemurnian alam telah mengajarkan harmoni cinta semesta tanpa batas dan kelas sosial yang membuat sekat-sekat ruang kemanusiaan.

Mungkin aku terlalu lebay dalam menggambarkan Jamprong dengan segala pesonanya. Namun begitulah bisikan dan nyanyian jiwaku setiap kali berkunjung untuk sekedar menikmati dan jalan-jalan menyusuri hutan, lembah, dan bebukitan di Jamprong.

 Kemarin sore aku pun berkunjung ke sana, bersama istri dan anakku Naila. Sambil menjumputi senja yang berwarna jingga, dan menjaring angin gunung yang sedang lembut-lembutnya. Ketika sampai di puncaknya aku melihat wajah lain Jamprong. Jamprong tampak bergincu metropolitan. Tepatnya Jamprong akan bersolek kemajuan dan modernitas. Kendaraan-kendaraan berat membolduser gunung-gunungnya, meratakan sawah dan ladang. Di salah satu titiknya ada sumber minyak yang segera dieksploitasi.

Tentu penduduknya akan senang dan menyambut dengan gembira, tanah-tanah akan dibebaskan untuk keperluan industri pengeboran minyak. Mereka akan mendapatkan lembar-lembar rupiah  yang tebal dan berwarna-warni. Perekonomian rakyat pun akan menggeliat, warung-warung mulai bermunculan menyambut peluang usaha untuk kemakmuran rakyatnya.

Sumber daya alam yang terkandung di bumi Jamprong semoga membawa berkah pula untuk penduduknya. Berpuluh-puluh tahun sumber daya alam itu dikandung di dalam rahim bumi Jamprong semoga kelak setelah anak itu lahir dia bisa berbakti dan mengenali ibu tanah tumpah darahnya. Memuliakan, menyejahterakan, dan membawa dampak yang positif bagi penduduk Jamprong.

Jalan-jalan telah dipadatkan, kendaraan berlalu-lalang siang dan malam. Mobil-mobil mengkilat dan mewah berseliweran, tiang-tiang pancang telah ditancapkan, lampu-lampu pada malam hari menyala terang bak siang hari. Jamprong benar-benar akan bergincu metropolitan, berbedak kemajuan dan modernitas, serta berwajah kota industri.

Penduduk senang, aku pun ikut senang. Di sebuah warung kopi di dekat lokasi pengeboran minyak, aku diam merenung sambil menyeruput kopi penghabisan, semoga penduduk Jamprong tidak melupakan telo menyok walau mungkin mereka sedang menyantap pizza hut dan fried chicken di tangan.


1 komentar: