Senin, 30 Januari 2017

Bertetangga Yang Baik

Bertetangga Yang Baik
Oleh : Joyojuwoto


Dalam sebuah maqolah dikatakan :
اَلْجَارُ قَبْلَ الدَّارُ
“Pilihlah tetangga sebelum membangun rumah”

Sebelum membangun atau memilih rumah untuk tempat tinggal hendaknya kita memilih atau memperhatikan tetangga yang akan kita pergauli, apakah itu termasuk tetangga yang baik, atau tetangga yang kurang baik. Bagaimanapun lingkungan atau habitat sangat mempengarungi keberlangsungan kehidupan dalam berumahtangga dan bermasyarakat. Lingkungan yang baik akan menjadikan kebaikan semakin berkembang subur, jikalau mungkin kita yang kurang baik, maka kita minimal akan mendapatkan pengaruh positif dari lingkungan yang kita tinggali. Sebaliknya jika lingkungannya kurang baik akan menjadikan kebaikan terhambat, apalagi jika kita juga kurang baik maka tidak ada lagi jalan untuk menuju kebaikan.

Tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan kita sesudah keluarga yang ada di rumah. Oleh karena itu kondisi tetangga sangat mempengaruhi suhu dan ritme kehidupan dalam sebuah rumah tangga. Tetangga yang baik adalah termasuk bagian dari kebahagiaan berumah tangga, begitu pula tetangga yang tidak baik akan menjadikan kehidupan rumah tangga kita ikut kurang nyaman. Oleh karena itu di dalam ajaran Islam terdapat hak dan kewajiban yang harus ditunaikan dalam bertetangga.

Oleh karena itu Embah-embah kita zaman dahulu sering menasehati “pager mangkok iku luwih kuat tinimbang pager tembok.” (Pagar Mangkuk itu lebih kuat dibanding pagar tembok) Maksud dari ungkapan itu tentunya dalam bertetangga kita harus menjaga hubungan baik dengan tetangga. Menjalin hubungan baik itu diantaranya adalah dengan bersikap dermawan terhadap tetangga. Jika kita punya sesuatu makanan misalnya, maka jangan enggan untuk berbagi dengan tetangga kita. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyarankan agar jika kita memasak daging kuah, maka hendaknya kita perbanyak airnya untuk kita bagikan kepada tetangga kita.

إِذَا طَبَحْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيْرَانَكَ

Artinya : “Jika engkau memasak kuah, perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada tetanggamu.” ( Shahih Muslim 2625)

Rasulullah saw, memang sangat menganjurkan agar umat Islam memperhatikan urusan bertetangga, bahkan beliau bersabda : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia menghormati tetangganya.” Tidak hanya satu dua hadits yang menunjukkan kewajiban menjaga hubungan baik dengan tetangga, banyak sekali hadits nabi yang membahas dan membicarakan dalam hal bertetangga yang baik.

Dalam surat An-Nisa ayat 36 Allah swt, berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا

Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Dalam ayat di atas, Allah menempatkan keluarga, keluarga, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan tetangga dekat maupun jauh untuk kita pergauli dengan baik.

Dari sini sangat jelas bahwa bertetangga yang baik dengan siapapun tanpa memandang ras suku dan golongan adalah suatu kewajiban beragama yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena Allah tidak menyebutkan secara spesifik hanya tetangga seagama saja yang perlu dipergauli dengan baik.

Semoga kita semua bisa bertetangga yang baik, karena bertetangga yang baik adalah bagian dari menjalin dan menguatkan ukhuwwah baik ukhuwwah Islamiyyah, ukhuwwah wathoniyyah, dan tentu juga ukhuwah basyariyyah. Jika tali ukhuwwah itu terjaga maka akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang aman, nyaman, damai, dan sentausa dalam ridho Allah swt. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar