Membaca Al Qur’an Sebab Kuatnya
Hafalan
Oleh : Joyojuwoto
Kadang kala kita heran dengan sosok intelektual
yang bukunya berbuku-buku dan sangat banyak serta beragam judul dan
genre, barangkali kita juga heran dengan
sosok yang sangat kutu buku, mampu membaca buku selama berjam-jam, menelaahnya, menghafal teori-teorinya,
kemudian dijadikannya buku itu sebagai referensi dalam berbicara dan
berkarya, dikutip quote-quotenya, dan tentu
seseorang akan merasa sangat bangga dengan capaian keilmuannya yang luar biasa
dari membaca sebuah buku.
Sayangnya kadang seorang pembaca
buku yang baik bukanlah seorang pembaca dan pentadarus Al Qur’an yang baik pula.
Saya di sini ingin mengingatkan diri saya sendiri khususnya, bahwa membaca
buku-buku baik fiksi maupun non fiksi adalah kegiatan yang sangat positif dan
bermanfaat, apalagi masih di tambah lagi dengan mengaji dan mengkaji Al Qur’an
tentu lebih baik lagi.
Kebiasaan membaca buku seperti yang
saya sebutkan di atas sangat positif dan luar biasa, apalagi membaca bukanlah
sesuatu yang populer di kalangan kita, baik itu di kalangan akademisi
pendidikan, maupun di kalangan
masyarakat kita pada umumnya. Aktivitas membaca dan bergelut dengan buku masih
menjadi barang yang langka di rumah dan lingkungan masyarakat. Oleh sebab
itu bangsa Indonesia masih berada di ranking bawah dalam urusan literasi ini.
Namun sekali lagi sayangnya kadang
kita lupa dengan kebiasaan di masa kecil kita yang selalu mengaji Al Qur’an di
surau ataupun masjid-masjid sesudah sholat magrib. Tidak semua memang seperti itu,
namun hal ini sebagai pengingat dan muhasabah diri saja, bahwa sesibuk apapun
kita membaca buku, jangan lupakan membaca dan mentadabburi ayat suci Tuhan yang
tertuang di dalam Al Qur’an.
Saya sama sekali tidak sedang bermaksud
mengkritisi lebih-lebih menjustifikasi perilaku yang demikian, namun perlu
diingat bahwa membaca Al Qur’an mempunyai manfaat yang sangat signifikan terhadap
daya ingat dan kecerdasan seseorang. Oleh karena itu pantas jika Al Qur’an
selalu dikaji setiap waktu oleh masyarakat Islam bahkan non muslim pun banyak
yang membaca dan mengkajinya.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim,
panduan belajar bagi santri disebutkan bahwa salah satu dari sebab yang
menjadikan kuatnya hafalan seseorang adalah dengan cara banyak membaca dan
menyimak ayat suci Al Qur’an. Tentu hal ini perlu dilakukan secara terus
menerus, dengan penuh kesabaran dan istiqomah.
Selain bernilai ibadah dan berpahala
membaca Al Qur’an adalah suatu amalan yang sangat disukai oleh Nabi Muhammad
saw, sebagaimana yang beliau sabdakan :
افضل أعمال أمّتى
قراءة القرآن نظرا
Artinya : “Amalan
ummatku yang paling utama adalah membaca Al Qur’an dengan menyimak tulisannya”
Saya sangat bersyukur menjadi bagian
dari Forum Lingkar Pena (FLP) Tuban, di (FLP) selain himbauan agar para
anggotanya banyak membaca buku-buku pengetahuan dan terus berlatih menulis, FLP
punya kurikulum intern agar para anggotanya memperbanyak juga membaca Al Qur’an.
Hal ini dicatat dalam raport anggota, walau saya terbilang malas mengirimkan
raport, namun sedikit banyak himbauan itu membawa dampak positif bagi diri saya
khususnya.
Kebaikan adalah proses dari sebuah
kebiasaan yang baik, dan kadang memang kebiasaan perlu ada pemaksaan. Jadi saya
berharap sebagai seorang yang menggeluti dunia membaca dan menulis jangan
sampai kita alpa membaca kitab suci yang
menjadi pedoman hidup dan petunjuk ke jalan yang lurus. Karena selain berpahala
membaca Al Qur’an bisa menyebabkan kuatnya hafalan. Tidak percaya, bisa di coba
dan dibuktikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar