Sabtu, 11 Maret 2017

Tafsir Al-Iklil

Tafsir Al-Iklil
Oleh : Joyojuwoto

Tafsir al-Iklil atau judul lengkapnya Tafsir al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil, adalah sebuah kitab tafsir Al Qur’an yang ditulis oleh KH. Misbah Zainal Musthafa, seorang ulama ternama dari Bangilan Tuban. Mbah Bah, sapaan akrab beliau di Bangilan, terlahir dari keluarga kiai di Kampung Sawahan, Rembang Jawa Tengah, tahun 1916 M dari pasangan H. Zaenal Musthafa dan Ibu Khadijah. Nama kecil Mbah Misbah adalah Masruh, kemudian setelah menuaikan ibadah haji, nama beliau diganti menjadi Misbah Zainal Musthafa.

Mbah Bah sendiri menetap di Bangilan Tuban setelah beliau dijodohkan oleh KH. Achmad bin Syu’ab dari Sarang, Rembang tahun 1940 dengan Ning dari Bangilan, yaitu putri dari KH. Ridwan. Setelah mertuanya meninggal dunia, Mbah Bah fokus mengurusi pondok pesantren yang bernama Al Balagh.

Mbah Misbah termasuk ulama yang juga seorang penulis. Beliau sangat rajin dan produktif sekali dalam hal dunia tulis-menulis ini. Karya-karyanya sangat banyak dan masih dikaji hingga sekarang. Mungkin kebiasaan menulis mbah Bah terinspirasi dari kakaknya, Bisri Musthafa yang juga menekuni dunia karang mengarang ini, Mbah Bisri sendiri memiliki banyak karya tulis, diantara karya monumental beliau adalah kitab tafsir Al-Ibriz li Ma’rifati Al Qur’an al-Aziz.  

Karya-karya tulisan KH. Misbah Zainal Musthafa selain kitab tafsir al-Iklil sangat banyak, diantaranya adalah : Masail al faraid dalam bahasa Jawa, terjemah bahasa jawa kitab Minah Al Saniyyah, Alfiyah Al Kubro (Jawa), Tajul Muslimin Juz I-IV, Tafsir Jalalain bahasa Jawa, Fadhilah Yasin terjemah Jawa, Terjemah Jawa kitab Al Itqan karya Imam Suyuti, Bait-bait Syi’ir Tanda Kiamat dan lain-lain.

Kita generasi santri sekarang layak berterima kasih kepada ulama-ulama yang banyak menelurkan karya besar mereka yang sangat luar biasa, dengan tulisan-tulisan beliau-beliau itulah kita bisa belajar agama kepada ulama yang otoratif, tidak hanya sekedar belajar dari mbah google saja.

Saya menuliskan sedikit mengenai Mbah Misbah dengan karya tafsirnya ini dilatar belakangi oleh seorang yang SMS saya. Rumahnya cukup jauh dari Bangilan Tuban, yaitu Temanggung. Setelah SMS Kang Jalu, nama beliau, bertanya kepada saya lewat telepon tentang pengajian tafsir Al Iklil. Kang Jalu mengetahui informasi tentang tafsir al-Iklil dari tulisan saya yang ada di blog.
Menurut Kang Jalu, kita harus belajar agama itu dari ulama yang otoratif dalam bidang keagamaan, jangan hanya dari internet, karena sekarang banyak sekali orang yang belajarnya cukup lewat media sosial. Sehingga Kang Jalu ini berencana ke Bangilan untuk diantar sowan kepada kiai-kiai sepuh, untuk belajar mengaji kepada para kiai.

Di era sekarang, melihat semangat dari Kang Jalu untuk tholabul ilmi ini membuat saya malu sekaligus takjub. Malu, karena saya yang asli Bangilan terus terang saja belum pernah ikut pengajian tafsirnya Mbah Misbah. Takjub, kok ya ada ya, jauh-jauh dari Temanggung mau sowan dan ngaji di Bangilan. Ini tentu sesuatu yang sangat luar biasa. Kita patut meneladani semangatnya dalam berthalabul ilmi.

Mbah Misbah sendiri wafat kalau tidak salah sekitar tahun 1997, waktu itu saya masih duduk di bangku MTs, dan saya belum pernah sowan atau ketemu beliau hingga wafat. Setelah Mbah Bah wafat, pengajian Tafsir Al Iklil dilanjutkan oleh putra beliau, yaitu Gus Nafis, hingga Gus Nafis wafat pun (2016), saya juga belum bisa mengikuti majelis pengajian tafsir Al Iklil.

Oleh karena itu, tahun kemarin saya mulai mencari kitab-kitabnya Mbah Misbah, masak orang Bangilan sendiri kok belum membaca dan tidak punya kitab-kitab ulama dari kampungnya sendiri, kan lucu. Saya punya harapan bisa membaca seluruh karya mbah Misbah, dan bisa membaginya kepada publik baik lewat tulisan saya di blog, atau nantinya saya bisa menuliskannya kembali ke hadirat pembaca dalam bentuk buku yang berbahasa Indonesia. Atau juga bisa menjadikan karya-karya Mbah Misbah sebagai rujukan tulisan-tulisan saya. Semoga  saja Allah Swt, meridloi dan memudahkan segala urusan ini. Aamiin.


1 komentar:

  1. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuhu
    Saya ingin bertanya apakah masih ada kitab Tajul Muslimin yg masih aseli tulisan tangan?
    Apakah ada stempel atau tersebut nama Mizan Sa'roni dlm kitab tsb?.
    Kalau ada sudilah kiranya menginformasikan ke kami
    Jazakumullah khairan katsir
    Matursuwun
    Dari : M. Ahshon yg beralamat di ahshon99@gmail.com

    BalasHapus