Rabu, 28 Juni 2017

Halal Bi Halal dan Lilin Literasi Kali Kening

*Halal Bi Halal Dan Lilin Literasi Kali Kening*
Oleh : Joyo Juwoto


Hari raya lebaran adalah momennya kumpul-kumpul, menyambung silaturahmi, anjangsana, reuni, dan seabrek kegiatan ubudiyah yang berdimensi sosial lainnya.
Kegiatan-kegiatan positif seperti ini tentu layak menjadi agenda rutin tahunan sepanjang membawa manfaat dan dan seminimal mungkin menghindari hal-hal kemubadziran yang berlebihan. Saya kira pembaca mempunyai ukuran tersendiri mengenai hal yang saya maksud di sini.
Dari sekian aktifitas momentum lebaran ada hal yang luar biasa yang kemarin saya hadiri. Jika event-event lebaran banyak diisi dengan hari raya makan-makan, maka Kali Kening sebuah komunitas literasi yang ada di Bangilan kemarin (27-06-2017) atau hari raya ketiga dari tahun 1438 H mengadakan acara halal-bi halal yang dirangkai dalam kegiatan bedah buku, atau ngaji literasi.
Ya, Kali Kening memang semenjak kelahirannya yang sudah hampir satu tahun sangat konsen dengan tema buku dan anak turunnya. Anggota-anggota Kali Kening pun susul menyusul menulis dan puncaknya melahirkan buku, baik antologi maupun karya mandiri.
Jika di Jogja atau di kota-kota besar lainnya yang memang memiliki basic keilmuan dan habituasi pengetahuan yang memadai tidaklah mengherankan banyak buku ditulis, namun ini disebuah kota kecil kabupaten Tuban ujung kidul kulon, yang mana akses buku sangat minim, namun semenjak kali Kening ada, Alhamdulillah kegiatan yang berkenaan dengan dunia buku cukup menggembirakan.
Mungkin acara halal bihalal yang dirangkai dengan tadabbur buku ya baru ada di Kali Kening ini, ya setidaknya itu yang saya ketahui. Di tengah minimnya kepedulian terhadap kegiatan membaca dan menulis di negeri Indonesia tercinta ini, saya merasa bahagia ada secercah cahaya kecil yang menerangi remang dan gelapnya bumi peradaban persada Nusantara.
Tinggi rendahnya aktifitas keilmuan adalah salah satu tolak ukur peradaban suatu bangsa, tidak heran jika Indonesia masih berada di rangking yang menyedihkan, karena minimnya tingkat baca dan tingkat menulis warga masyarakatnya yang masih rendah. Namun semua itu bukan untuk kita ratapi, namun mari bersama menyingsingkan lengan baju kita, untuk bergerak dengan apa yang kita bisa.
Tak ada gunanya mengutuk dan meratapi kegelapan, jadilah Kerlip cahaya walau hanya sebatang lilin, dan Kali Kening adalah manifestasi lilin kecil yang dinyalakan oleh pemuda-pemudi sepanjang aliran Sungai yang membentang dari Kenduruan, Jatirogo,  Bangilan, Singgahan, hingga sampai ke batas hilirnya, yang punya kepedulian terhadap nasib masa depan peradaban Ibu Bumi Pertiwi ini.
Mari di moment yang fitri ini, kita bersama berjabat erat, menyatukan tekad, menguatkan asa membangun peradaban literasi Nusantara dengan membaca, mengkaji, mentadabburi, dan menebar manfaat ilmu kepada sesama anak bangsa, untuk meraih dan mewujudkan cita-cita bersama menjadi bangsa yang berwawasan dan berperadaban. Salam Literasi dan mohon maaf lahir batin.
*Penulis adalah anggota Komunitas Kali Kening.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar