Minggu, 04 Juni 2017

Menulis, Jalan Kebahagiaan

Menulis Jalan Kebahagiaan
Oleh : Joyo Juwoto


Untuk meraih jalan kebahagiaan banyak cara dilakukan oleh manusia, baik dari hal yang sederhana, hal yang biasa, hingga hal-hal yang rumit dan kadang tidak masuk diakal.

Apapun itu, jika mendatangkan rasa bahagia, maka akan dilakukan. Memang begitulah sifat dasar manusia, mengejar sesuatu yang membahagiakannya.

Ada orang yang dengan memancing maka ia temui kebahagiaan di sana, ada yang menjadikan shoping sebagai jalan kebahagiaan, ada yang traveling, ada yang naik gunung, ada yang snorkeling, dan tentu masih banyak lagi jalan kebahagiaan yang ditempuh oleh seseorang.

Saya sendiri memilih bahagia tanpa syarat apapun. Selagi kegiatan itu positif maka saya berhak melakukannya dengan bahagia. Saya tidak akan membatasi arti dan makna kebahagiaan untuk diri saya sendiri. Bahagia dengan apapun atau bahkan tanpa apapun.

Salah satu hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi saya adalah menulis. Tulisanku bisa dibilang belum apa-apa, tapi saya senang dan bahagia bisa menulis. Jika telah melahirkan satu tulisan, sesederhana apapun itu, hormon bahagia saya bekerja. Ada kepuasan tersendiri rasanya, ada proses katarsis jiwa yang membuat rasa membuncah senang.

Titik kulminasi kebahagiaan saya mencapai puncak, tatkala tulisan saya terbit menjadi buku. Senangnya luar biasa. Buku antologi pertama saya tentang Ramadhan terbit bersama komunitas Sahabat Pena Nusantara.

Dari komunitas yang diketuai oleh Pak Husnaini, penulis produktif dari Lamongan inilah, akhirnya bersusulan buku antologi saya terbit. Yang terbaru adalah buku Resolusi menulis, dan Buku Merawat Nusantara.

Selain antologi bersama Sahabat Pena Nusantara, saya juga berkontribusi dengan IGI dalam buku cermin pengarang Tuban, judulnya, Saat Ramadhan Hampir Usai. Lalu di komunitas Kali Kening juga sedang menggarap antologi cerpen dengan judul, Stasiun Tua di Kampungku. Semoga bulan depan usai dan segera terbit.

Selain buku keroyokan, saya juga berlatih nulis buku solo, ada dua judul yang sudah terbit, dan insyallah buku solo ketiga saya juga dalam proses.

Alhamdulillah, kontribusi-kontribusi kecil dalam dunia literasi saya syukuri, karena hal itu membahagiaan saya. Dan yang terpenting sedikit banyak saya berusaha ikut serta memberikan manfaat untuk peradaban bangsa Nusantara ini.

Saya setuju dengan satu ungkapan yang menyatakan, lebih baik menyalakan satu lilin daripada mengutuki kegelapan. Kalimat bijak yang sangat positif dan luar biasa.

Semoga kita bisa menjadi insan-insan yang berguna bagi nusa dan bangsa, sekecil apapun itu adalah bagian dari wujud bakti kepada Ibu pertiwi tercinta.  salam.

1 komentar: