Kamis, 13 Juli 2017

Percik Cahaya Tuhan

Google.com
Percik Cahaya Tuhan
Oleh : Joyo Juwoto

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ
Artinya : “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.  (An Nur : 35)

Di dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 35 dia atas dijelaskan bahwasanya Allah adalah (pemberi) cahaya langit dan bumi. Kelanjutan dari ayat itu masih cukup panjang, tetapi saya ingin membahas sedikit yang menyangkut titik point Allahu Nuurus Samaawat wal Ard, bahwasanya Allah Swt, adalah pemberi cahaya kepada langit dan bumi.

Dari sepenggal ayat Al Qur’an ini bisa kita tadabburi, bahwasanya Allah adalah cahaya bagi langit dan bumi. Pengertian cahaya ini bisa kita uraikan secara dhohir dan batin. Secara sederhana dan singkat, berikut uraian mengenai Allahu Nuurus Samaawat wal Ard.

Pengertian pemberi cahaya di sini secara dhohir bisa diartikan bahwasanya Allah-lah yang memberikan karunia kepada semesta raya dengan cahaya. Jika siang hari Allah mengirimkan sumber cahaya yaitu matahari dengan sinarnya yang menerangi bumi sepanjang waktu dan tiada pernah henti, jika malam hari Allah mengirimkan bulan dan bintang-bintang di langit yang senantiasa berpijar sepanjang malam, menemani kegelapan semesta.

Bisa kita bayangkan jika alam semesta ini tanpa penerangan, betapa kita akan kesulitan melihat warna-warni keindahan semesta raya yang telah diciptakan oleh Allah Swt untuk manusia. Yang ada hanya pekatnya malam yang menghitam, dan kelamnya hitam yang mencekam, kita tidak akan melihat apapun, karena semua adalah kegelapan.

Dengan karunia-Nya inilah Allah memberikan cahaya kepada langit dan bumi, agar manusia bisa melihat kebesaran dan keindahan jagad raya yang telah digelar di sepanjang mata kita memandang. Hijaunya rumput dan dedaunan, mekarnya bunga yang berwarna-warni, birunya laut yang menghampar, indahnya gunung-gunung yang kokoh terpancang di atas bumi adalah karunia tak terhingga dari sepercik cahaya Tuhan yang dianugerahkan kepada umat manusia di muka bumi ini.

Secara batiniyyah, makna dari ayat Allahu Nuurus Samaawat wal Ard, adalah Allah sebagai pemberi petunjuk akan jalan kebenaran kepada manusia. Jalan yang terang benderang, yaitu agama Islam. Melalui cahaya Al Qur’an yang dibawa oleh Malaikat Jibril dan disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui seorang Rasul inilah, Allah mengirimkan manual book bagi wakil-wakilnya yang ada di dunia.

Selain cahaya Al Qur’an yang menjadi percik cahaya Tuhan, bahwasanya Nabi Muhammad Saw sendiri adalah Nur, atau cahaya. Para ulama sufi sering menyebutnya sebagai Nur Muhammad. Dalam dunia tasawuf Nur Muhammad ini dianggap sebagai asal muasal dari segala ciptaan Tuhan di seluruh jagad raya.

Manusia sebagai khalifatullah yang diberi tugas untuk menjalankan misi ilahiyyah, menyampaikan apa yang menjadi pesan langit untuk penduduk bumi, agar tidak sesat dalam kegelapan, maka hendaknya manusia berusaha mengakses dua sumber cahaya Tuhan ini, yaitu Al Qur’an dan Nur Muhammad.

 Jadi secara batiniyyah cahaya Allah yang berupa Al Qur’an dan Nur Muhamad ini harus selalu kita nyalakan di dalam dada dan batin kita, agar kita senantiasa bermandikan cahaya Tuhan. Wallahu a’lamu bis showab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar