Pages - Menu

Kamis, 16 November 2017

Laron Terbang Mengangkasa

Laron Terbang Mengangkasa
Oleh : Joyo Juwoto

Bulan Desember menjadi puncak musim penghujan tahun ini, hampir setiap hari hujan turun dari langit membasahi bumi, udara menjadi lembab dan dingin khususnya di pagi hari. Tidak jarang sebelum matahari terbit hujan telah mengguyur bumi yang masih tertidur pulas.

Pagi itu mendung tampak tergantung menghitam di atas langit, dari arah timur semburat merah matahari malu-malu menyinari pagi yang beku. Naila sudah sejak tadi bangun tidurnya, setelah menjalankan sholat shubuh ia masih saja bermalas-malasan di atas kasurnya.

Nafa masih tertidur pulas, udara dingin membuat pagi itu menjadi malas untuk beraktifitas. Dari luar rumah terdengar suara bebek yang ada di kandang di samping pekarangan rumah ribut sekali. Bebek-bebek itu seperti berkejaran merebutkan sesuatu.

“Suara bebeknya kok berisik sekali ya? ada apa dengan bebek-bebek itu? Apa ia sudah lapar? batin Naila sambil merapatkan selimutnya. Naila memang sudah bangun, namun ia masih bermalas-malasan dan tidur-tiduran di atas kasur dan bersembunyi di balik selimut hangatnya. Udara di luar rumah bertiup dingin, mendung-mendung di langit telah turun menjadi rintik-rintik hujan.

Suara bebek-bebek di luar semakin berisik,  mau tidak mau keributan itu memancing Naila melepas selimutnya kemudian bergegas membuka jendela rumahnya melihat mengapa bebek-bebeknya sepagi itu telah ribut.

“Wow! banyak laron beterbangan...asyik! pantas bebek-bebek itu ribut sekali” gumam Naila. Nafa...Nafa...ayo bangun, banyak laron di luar rumah”. Dengan spontan Naila berteriak membangunkan adiknya yang masih tertidur pulas.

Mendengar teriakan Naila, Nafa terbangun. Ia mengucek-ucek matanya, dengan tampak malas Nafa turun dari kasurnya kemudian ia berjalan mendekati Naila yang ada di depan jendela kamar. “Aku masih mengantuk mbak” Kata Nafa.

“Lihat itu Fa, laronnya banyak sekali, seperti pesawat terbang” Seru Naila menuding ke arah luar rumah.

“Wow! laronnya banyak sekali, ayo mbak kita tangkap laron-laron itu! Demi melihat banyaknya laron yang beterbangan di halaman rumah, Nafa yang tadinya masih malas bangun menjadi bersemangat.

Di luar rumah dari bawah pohon pisang laron-laron itu bermunculan. Terbang melesat ke angkasa seperti pesawat keluar dari pangkalannya. Bebek-bebek Naila masih saling berebut dan mengejar laron yang terbang rendah di atas mereka.

Naila dan Nafa berlari keluar rumah, mereka berdua membawa baskom yang diisi dengan air. Baskom itu dipakai untuk wadah laron yang ditangkapnya.

Pagi yang dingin itu menjadi semarak dengan suara bebek dan laron yang beterbangan. Naila dan Nafa berlari ke sana ke mari mengejar laron-laron yang terbang mengangkasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar