العلم نور ونور الله لا يهدى للعاصى
Artinya : Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada
orang yang suka berbuat dosa.
Sebaik-baik orang adalah yang berilmu, dengan ilmu seseorang
dimuliakan tidak hanya oleh sesama manusia bahkan Allah SWT sendiri juga
mengagungkan dan mengangkat derajadnya orang yang berilmu. Sangat banyak
dalil-dalil di dalam Al-Qur’an maupun hadits, serta keterangan yang menegaskan
akan kemuliaan orang yang berilmu. Banyak orang kecil menjadi besar sebab ilmu,
seorang ya dipandang hina menjadi mulia
karena ilmu, orang yang lemah menjadi kuat juga karena ilmu.
Orang yang berilmu ibarat pelita Allah SWT di muka bumi oleh karena
itu ilmu itu disebut sebagai cahaya. Orang yang ingin mendapatkan cahaya Allah
harus mendekati sumber cahaya itu, mendekati Allah, menjahui larangan-larangan
Allah, dan meninggalkan sisi-sisi gelap kehidupannya. Mustahil mendapatkan
cahaya jika kita menghindari cahaya itu sendiri. Karena cahaya ilmu tidak
diberikan kepada orang yang bermaksiat dan berbuat dosa kepada-Nya.
Suatu ketika pada saat Imam Syafi’i nyantri beliau bertanya kepada
gurunya akan kesulitannya menghafal ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh
gurunya, Sang Guru Kyai Waqi’ pun menjawab bahwa kesulitan menghafal pelajaran
dikarenakan banyaknya seorang santri melakukan kemaksiatan kepada Tuhan. Jika
ingin diberi kemudahan dan keberkahan dalam menuntut ilmu hendaknya santri
selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini sebagaimana yang beliau abadikan dalam
syairnya :
شكوت الى وقيع سوء حفظي فأرشدنى إلى ترك المعاصى
فأخبرنى بأن العلم نور ونور الله لا يهدى للعاصى
Artinya :
Saya mengadukan kepada Guruku Kyai Waqi akan buruknya hafalanku,
lalu beliau menunjukkan kepadaku agar meninggalkan maksiat.
Maka beliau juga mengabariku bahwa ilmu itu cahaya, dan cahaya
Allah tidak diberikan kepadan orang-orang yang bermaksiat.
Itulah kenapa seorang yang sedang menuntut ilmu agar supaya banyak
tirakat, menghindari hal-hal yang dilarang agama, agar ilmu yang sedang ia
tuntut merasuk dan bersatu dengan jiwanya, bukan hanya sekedar pandai namun
ilmunya tidak bermanfaat, bukan hanya sekedar menguasai ilmu tetapi tidak
dijiwai dan diamalkan. Karena ilmu yang baik adalah ilmu yang diamalkan dan
membawa keberkahan bagi si empunya maupun bagi masyarakat luas pada umumnya. Joyojuwoto
Senada dengan Gemblengan Abah Mohtam (Rondok2 eleng)
BalasHapus