Jumat, 02 Juni 2017

Puasa Meneguhkan Semangat Ukhuwwah Islamiyyah (1)

google
Puasa Meneguhkan Semangat Ukhuwwah Islamiyah (1)
Oleh : Joyo Juwoto



Umat Islam sejatinya pada bulan ramadhan meneguhkan sikap kebersamaan dan ukhuwwah. Sikap politik yang berbeda, kepentingan dan ambisi yang berbeda mulai memudarkan ikatan ukhuwwah diantara umat Islam.

Kita semakin lupa tentang Innamal Mu'minuuna Ikhwatun, bahwa sesungguhnya umat Islam itu adalah saudara. Kita lupa seruan Nabi, bahwa umat Islam seperti satu badan, jika salah satu sakit, maka anggota tubuh yang lain pun ikut merasakannya.

Ini adalah firman Allah Swt, ini adalah dawuhnya sosok yang kita muliakan dan kita ikuti sabdanya, jika kita mengingkari ayat ini atau menyelisihi dawuhnya Kanjeng Nabi, tentu konsekuensinya akan kita tanggung, baik itu di dunia maupun kelak di akhirat.

Oleh karena itu, momentum ramadhan ini mari kita maksimalkan untuk memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya bahwa kita adalah bersaudara.

Kita sering mendengar dawuhnya para ulama, bahwa perbedaan adalah rahmat, perbedaan adalah sunnatullah, maka kita tidak perlu alergi dengan semua perbedaan itu. Jika kita bisa mengamalkan ukhuwwah wathoniyyah, jika kita bisa menjalankan dengan baik ukhuwwah basyariyyah, kenapa ukhuwwah Islamiyah kita koyak moyak?

Mari bersikap arif dan bijaksana, juga bijaksini agar harmoni semesta yang kita cita-citakan bersama bisa terwujud, agar tugas kita sebagai manifestasi dari Khalifatullah bisa tertunaikan dengan baik untuk mewujudkan kehidupan yang rahmatan lil 'alamin, memayu hayuning bawana.

Berpuasa hakekatnya adalah sikap mawas diri dan menahan segala nafsu yang tidak baik, berpuasa sejatinya tidak hanya menahan lapar dan dahaga semata, namun berpuasa berarti juga menahan diri dari melakukan perbuatan ataupun perkataan yang tercela.

Oleh karena itu, jauh-jauh Rasulullah Saw mengingatkan, betapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali haus dan dahaga saja. Agar puasa kita bermakna mari menjaga diri, menjaga hati, menjaga lisan, agar kita tidak menyakiti orang lain, lebih-lebih menyakiti saudaranya sendiri.

Mari bersama dengan ibadah puasa tahun ini, kita diberikan barakah, maunah dan taufiq dari Allah untuk menjadi hamba yang muttaqin. Aamin ya rabbal 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar